skip to main |
skip to sidebar
Tingkat Kejujuran (Renungan): "
Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Kalau tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan. Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: 'Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir?' Rasul SAW menjawab: 'Mungkin saja.' Sahabat bertanya lagi: 'Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?' Rasul menjawab: 'Mungkin saja.' Sahabat bertanya lagi, 'Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?' Rasulullah menjawab: 'Tidak.' (HR Imam Malik dalam kitab al Muwaththo')Inti hadis ini menegaskan, seorang mukmin tidak mungkin melakukan kebohongan. Kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang mendasarinya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan jujur. 'Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur/benar.' (al-Ahzab [33]: 70).Rasulullah bersabda: 'Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga.' (HR Ahmad, Muslim, at-Turmuzi, Ibnu Hibban)Kejujuranlah yang menjadikan Ka'b bin Malik mendapat ampunan langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah. Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari. Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia.Di sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah pernah bersabda, 'Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan.' (HR Abu Dunya)Ada tiga tingkatan kejujuran: Pertama, kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realitas. (lihat ash-Shaff [61]: 2 dan al-Ahzab [33]: 70). Kedua, kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Ketiga, kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT.Seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya, kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari mardlotillah. Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah sehingga pernah berkata: 'Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad (padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak: 'Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?' Bangsa yang tak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat. Wallahu a'lam bis shawab. (',)vSumber : koran.republika.co.idOleh : Achmad Satori Ismail"
"Cindaku" Manusia Harimau Kerinci Yang Menyimpan Misteri: "
Menurut kepercayaan masyarakat Kerinci, Jambi, manusia memiliki hubungan batin dengan harimau. Mereka lebih mengenal manusia harimau dengan sebutan, 'Cindaku'.“Bahwasannya di Bumi sakti ini, tumbuh suatu kepercayaan magis spritual tentang hubungan bathin manusia dengan harimau, sehingganya kemudian tidak mengherankan di tengah masyarakat Kerinci ada pula yang berkeyakinan kalau nenek moyang mereka adalah harimau.”Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kerinci tentang harimau, merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang konon telah berperan serta dalam melestarikan hutan di wilayah Kerinci yang merupakan habitat asli dari harimau Sumatra. Diceritakan dalam cerpen Cindaku tentang adanya perjanjian yang dilakukan oleh nenek moyang mereka yang disebut Tingkas, dengan harimau yang tinggal di suatu hutan di wilayah Kerinci. Perjanjian tersebut berisi tentang pembagian wilayah, antara wilayah hunian harimau dan wilayah manusia.“Ini tidak terlepas dari legenda yang berkembang di mana disebutkan, dahulu Tingkas, nenek moyang orang Kerinci telah menjalin hubungan dengan harimau. Dan dalam hubungan itulah terbentuk perjanjian yang membatasi dan mengatur hubungan manusia dengan alam terutama hutan rimba. Perjanjian itulah yang mengontrol nafsu masing-masingnya, sehingga tidak sampai memakan wilayah satu sama lainnya. Hutan rimba adalah wilayah hunian harimau. Tingkas dan anak cucunya tidak boleh merampas hak itu. Sementara kampung dan kota adalah wilayah manusia, harimau pun tidak akan pernah berani berkuasa atau menunjukkan kebuasannya di sini.'Perjanjian tersebut merupakan suatu penggambaran sifat manusia yang mau menghargai kehidupan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Hal tersebut dapat pula dihubungkan dengan kearifan lokal (local wisdom), dimana suatu masyarakat mampu menyerap pesan-pesan yang disampaikan oleh para nenek moyang melalui cerita-cerita atau dongeng-dongeng yang bersifat peringatan maupun pendidikan.
Dalam kasus ini, pesan yang disampaikan adalah sebuah peringatan tentang adanya pembagian antara wilayah harimau dan wilayah manusia yang harus dihormati keberadaannya. Kearifan lokal itu sampai saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Kerinci.
Selain sebagai suatu penghargaan terhadap nenek moyang, tetap dipegangteguhnya warisan nenek moyang tersebut berhubungan dengan konsekuensi yang berat terhadap orang yang berani melanggarnya.
Konsekuensi yang dimaksud dapat berhubungan dengan kematian yang disebabkan oleh serangan harimau, juga dihubungkan dengan kemunculan cindaku yang merupakan pelindung bagi harimau sekaligus penjaga wilayah huniannya.'Perjanjian itulah yang disebut perjanjian garis tanah, yang berlaku selama ranting mati yang ditanam di tanah waktu itu tidak tumbuh berdaun apalagi berbunga. Ini berarti perjanjian itu akan berlaku selama-lamanya, karena ranting mati yang di tanam itu mustahil akan hidup dan tumbuh seumur-umur dunia.'Kutipan diatas menunjukkan adanya unsur-unsur estetis yang diungkapkan melalui perumpamaan ranting kering yang tak mungkin bisa tumbuh lagi. Perumpamaan tersebut digunakan untuk menegaskan, bahwa pejanjian antara manusia dan harimau berlaku untuk selama-lamanya.'Untung dada nak Saketi ini tidak sampai menyentuh tanah... Karena kalau sampai menyentuh tanah, maka wujud nak Saketi inipun akan berubah jadi harimau pula. Sebenarnya dia sudah tahu lawan yang dihadapinya itu adalah adalah salah satu sisi dari dirinya sendiri, eksistensi kehidupannya sebagai manusia yang terlahir dari tanah Kerinci. Dan rupanya makhluk-makhluk berwujud setengah harimau setengah manusia yang disebut cindaku itu, juga cukup menyadari akan hal ini... Nak Saketi, ternyata baru hari ini memasakkan ilmu batinnya, dan ini berjalan secara alami,' Ujar dukun memberitahukan.
Para lelaki itu masih belum mengerti dan tetap tak mengerti sampai ketika erangan kembali terdengar. Kali ini lebih mirip erangan seekor harimau. Tiba-tiba mata saketi terbuka menikam langit-langit dan alangkah kagetnya keempat lelaki itu menyaksikan mata Saketi, ternyata telah berubah jadi hijau dan tajam sekali. Dan semakin terkejut mereka ketika di tubuh Saketi bermunculan bulu-bulu kasar bercorak loreng. Terus tumbuh sampai akhir menutupi tubuh lelaki muda itu.Kepercayaan tentang cindaku hanya terdapat di wilayah Kerinci saja. Orang Kerinci yang berkemampuan cindaku, hanya bisa berubah menjadi harimau bila dadanya menyentuh tanah Kerinci, tanah yang merupakan tempat berpijak harimau Sumatra, yang berkaitan dengan hak-hak hidup harimau dan manusia yang harus senatiasa dijaga keharmonisannya.
Cindaku adalah jelmaan dari manusia yang terlahir dari tanah Kerinci. Tidak semua orang Kerinci adalah cindaku, hanya sebagian orang saja yang mempunyai darah Tingkas (nenek moyang orang Kerinci) dan orang tertentu saja yang mampu berubah menjadi harimau.
Orang tertentu yang dimaksud adalah orang-orang yang mempunyai bakat supranatural dan mampu menyerap ilmu yang diberikan oleh cindaku. Lebih khusus lagi, tidak semua keturunan Tingkas mampu merubah diri menjadi cindaku, dalam legenda Kerinci, cindaku akan menampakkan diri, jika ada yang mencoba untuk melanggar perjanjian garis tanah saja, sehingga keturunan Tingkas tidak bisa sesuka hatinya untuk mengubah diri menjadi harimau.
Dari hal tersebut dapat dikatakan, bahwa suatu kekuatan besar tidak bisa seenaknya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermakna, karena dengan kekuatan tersebut, para cindaku mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga apa yang seharusnya tetap terjaga.Perilaku manusia yang mengetengahkan ambisi dan dendam banyak tertuang dalam cerpen Cindaku. Diceritakan tentang Martias, seorang pimpinan suatu perusahaan developer raksasa berusaha memenangkan tender dari pemerintah untuk mebuat jalan yang melintasi Muaro Bungo-Kerinci, melewati hutan rimba TNKS - yang merupakan habitat harimau Sumatra - tembus di Renah Pemetik.
Tentu saja Cindaku tidak tinggal diam. Pada saat melakukan observasi, salah satu anak buah Martias tiba-tiba menghilang dan ditemukan kembali dalam keadaan mati dengan tubuh tercabik-cabik harimau.
Kematian itu sebenarnya merupakan sebuah pesan, lebih tepat lagi ancaman terhadap pelanggar perjanjian garis tanah. Saketi sebagai orang kepercayaan Martias telah mengingatkan atasanya itu, agar membatalkan rencananya, namun peringatan itu tidak menyurutkan ambisi Martias.Martias pada akhirnya memenangkan tender. Hal itu disebabkan oleh kematian salah satu anak buah Martias yang mati akibat terkaman harimau yang menciutkan nyali saingan Martias.
Sikap yang diambil Martias untuk meneruskan proyek pemerintah tersebut, banyak memakan korban. Sikap tersebut sangat bertentangan dengan apa yang menjadi kepercayaan masyarakat Kerinci. Keadaan yang semula tenang, secara tiba-tiba berubah menjadi suatu konflik yang berakibat fatal.”Pada hari pertama jatuh satu korban. Ini sempat membuat nyali para buruh dan ciut..”Peringatan sudah diberikan, namun orang-orang Martias belum mampu terbangun dari ketidaksadaran mereka akan bahaya yang mereka ciptakan sendiri. Ketidaksadaran tersebut terkait dengan sifat manusia yang berpandangan sempit dan sepele terhadap hal-hal yang seharusnya dihormati eksistensinya.
Manusia terkadang kurang menghargai adanya pesan-pesan leluhur yang berelevansi dengan keseimbangan alam. Terkadang pula manusia mudah melupakan tanda-tanda dan peringatan yang telah dilontarkan oleh alam. Oleh karena itu, sering terjadi bencana yang menyebabkan manusia bertanya-tanya apa gerangan yang menjadi sebabnya.“Pada hari ketiga jatuh lagi satu korban, sementara pembangunan sudah semakin jauh masuk ke dalam hutan. Dan pada hari kelima jatuh lagi satu korban. Para buruh semakin gempar dan geger mentalnya. Seakan telah jadi satu hukum kepastian dalam selang waktu dua hari maka hutan ini menuntut tumbal, nyawa manusia. Pertanyaan-pertanyaan siapa yang akan jadi korban berikutnya, senantiasa menghantui benak mereka.”Keadaan semakin memburuk, orang-orang Martias mulai sadar akan kejadian apa yang sedang dan akan menimpa mereka. Mereka sadar, bahwa apabila tidak segera diakhiri, proyek tersebut akan memakan lebih banyak korban lagi.“Martias terobsesi untuk menciptakan prestasi terbesar dalam sejarah perjalanan karir hidupnya sebagai developer.”Namun Martias yang telah dibutakan oleh obsesinya, tidak memperlihatkan tanda-tanda untuk menghentikan proyeknya. Obsesi manusia merupakan penyulut bagi hadirnya ambisi. Tidak sedikit manusia yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan suatu obsesi, walaupun harus mengorbankan sesamanya.Diantara gencarnya peringatan dengan cara kekerasan yang dilakukan cindaku, masih ada sebuah kebijakan yang dilakukannya, yaitu dengan memberi peringatan secara halus.
Sebagai seorang kakek, ia menyatakan, bahwa proyek tersebut merupakan bumerang bagi masyarakat Kerinci, dan menggambarkannya seperti pintu bendungan. Perumpamaan tersebut mengandung nilai-nilai estetis yang membangun pernyataan yang dinyatakan oleh cindaku untuk meyakinkan Martias.'Tidak anakku, orang-orang Kerinci belumlah siap dengan semua itu. Pembukaan jalan ini malah bisa menjadi bumerang, dan membawa bencana seperti pintu bendungan yang akan menghantarkan air bah kepada mereka, dan ini bisa menghanyutkan atau menenggelamkan mereka dalam arus dunia yang ganas seperti sekarang ini.”Pada akhirnya, harimau-harimau yang menghuni TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat) melakukan penyerangan terhadap orang-orang Martias. Harimau-harimau tersebut menyerang bukan tanpa alasan, mereka menyerang karena habitat mereka terusik.
Ada tradisi yang menyatakan, bahwa harimau Sumatara hanya akan menyerang orang yang berada di pihak yang salah. Harimau pada dasarnya bersifat “pemalu” dan “sopan”, sifat yang seringkali tertutup akibat reputasinya yang mnyeramkan.
Karena sifat alaminya tersebut, harimau lebih sering menarik diri sebelum terjadi kontak dengan manusia. Legenda setempat mengatakan, bahwa jika seekor harimau bertemu dengan seseorang, maka ia harus membayar dendanya dengan tidak makan sepanjang 40 hari dan 40 malam.Permasalahan harimau memang sering menjadi kontroversi di derah Kerinci, Jambi. Para anti konservasi yang menganggap harimau sebagai pengganggu manusia, sering melakukan perburuan terhadap harimau yang justru perlu diselamatkan dari kepunahan. Pada dasarnya dapat dikatakan, bahwa perburuan itulah yang menjadi penyebab harimau mengganggu manusia. (',)vSumber : budakerinci.co.cc, berbagai sumber lainnya"
Kata-Kata Kahlil Gibran "Tentang Anak" Pada Buku "Sang Nabi": "
Kahlil Gibran selalu merangkai kata-kata dengan penuh keindahan dan makna yang dalam. Seperti kata-katanya yang terdapat dalam salah satu bukunya 'Sang Nabi' (The Prophet), dia menceritakan kepada orang tua di seluruh dunia tentang anak-anak mereka dengan rangkaian kata yang begitu indah.Berikut kata-katanya :'Anak-anakmu bukanlah anak-anakmuMereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiriMereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimuMeskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmuPada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmuKarena mereka memiliki pikiran mereka sendiriEngkau bisa merumahkan tubuh-tubuh, tapi bukan jiwa merekaKarena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpiEngkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimuKarena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa laluEngkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkanSang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauhJadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraanSebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.' (',)v"
Panik! Blog Ini Redirect Ke Situs Lain: "
Tadi, pas buka blog 'Sayap-Sayap Kehidupan' ini, rada aneh ngeliat traffic pengunjung yang masih menyentuh angka puluhan. Masih berfikir positive, mungkin memang hari ini para pengunjung blog ini sedang menikmati akhir pekan bersama keluarga dan kerabatnya.Kemudian, ngeliat comment, mana tahu ada comment baru. Ternyata ada! Pas nyoba membuka comment tersebut, link yang harusnya menuju ke artikel tempat comment itu berada, malah menuju ke situs lain. Kepanikan pun dimulai.Test ke link artikel lain, seperti itu juga. Coba membuka link dari halaman depan blog ini ke artikel yang lain, begitu juga. Lalu, nyoba buka search engine, buka link blog ini dari sana, seperti itu juga. Tetap menuju ke situs lain yang sama seperti tadi (maaf, nama situs tersebut tidak saya sebutkan).Kepanikan menuju ke tingkat medium, masih dengan rasa penasaran yang sama, coba membuka di webmaster, melihat-lihat disana, meneliti, mana tahu ada yang salah, ntah kena banned, atau kena malware, dan lain sebagainya, mencoba mengotak-atik, tetap saja tidak menuai hasil.Kepanikan sudah mulai meningkat lagi, dari yang tadi medium, menuju ke titik kultimasi, nyaris putus asa. Mencari-cari artikel tentang kejadian yang sedang berlangsung lewat search engine andalan, Google, baca-baca di beberapa situs, tetap saja tidak menemukan titik terang.Mencoba menenangkan diri sejenak, mengingat-ngingat situs tersebut, ternyata memang situs itu ada dalam sebuah artikel saya yang berjudul 'Cara Memasukkan Page Hits Counter Ke Dalam Blog', dan memang sudah invalid alias tidak bisa digunakan lagi, dan saya sudah mengumumkannya disana.Nah, darisana naluri saya muncul. Apakah kepanikan saya tersebut, ada hubungannya dengan 'script .php' yang masih terpasang di edit HTML Template blog ini. Setelah mencari-cari, dan mencocok-cocokkan situs dan script tersebut, saya pun menghapusnya, karena memang script itu sudah tidak berlaku lagi.Dan apa yang terjadi? Setelah saya Save Template dan keluar pesan berwarna kuning dengan huruf berwarna hitam 'Your changes have been saved. View Blog', lantas langsung saja saya test lagi dengan mengklik 'View Blog'. Menunggu beberapa detik, Alhamdulillah, blog saya tidak Redirect ke situs itu lagi.Masih belum merasa aman, coba lagi test dari comment, berhasil juga. Dan nyoba dari halaman depan, berhasil. Dari google search engine, berhasil juga. Dan mulai secara perlahan, traffic blog ini berjalan seperti biasanya, perasaan pun akhirnya berangsur-angsur lega kembali. Syukurlah.Mohon maaf bagi rekan-rekan sekalian atas ketidaknyamanan ini, karena sejujurnya saya pribadi pun sangat tidak nyaman dan panik sekali atas kejadian tadi. Terima kasih. (',)vBest RegardsAdeL`FarouKJakarta . 1 Mei 201119:44WIB "