Percayalah Hidup Berawal Dari Mimpi

Jiwa (Renungan)

Share on :
Jiwa (Renungan): "
http://www.absoulutehealing.com/images/GreenManTree.jpg

Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana dari seorang Raja lalim, akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri dan kanannya. Namun begitu, tangan kakinya tetap dirantai dengan gembok baja.


Di sepanjang perjalanan dalam gerobak kayu yang membawanya menuju istana, sang pejuang tidak menampakkan sedikit pun rasa takut dan penyesalannya. Kerumunan rakyat yang secara kebetulan berpapasan dengan iring-iringan tentara dan tawanan sang pejuang, menatapinya dengan berbagai rasa. Terbersit di telinga sang pejuang suara rakyat yang berbisik ke sesama mereka, “Kasihan, ya!”

Mendapati tawanan sang pejuang sudah tiba di istana, si Raja lalim pun begitu gembiranya. Ia berjanji akan memberi hadiah kepada pasukan elitnya. Saat itu juga, berita gembira itu pun disampaikan sang Raja ke seluruh menterinya.

“Besok, ia akan dihukum pancung karena berani menentangku!” teriak sang Raja bersemangat.

Salah seorang menteri yang masih kerabat dengan sang pejuang yang ditawan, meminta izin untuk bertemu untuk terakhir kalinya. Ia begitu prihatin melihat keadaan kerabatnya yang begitu mengenaskan.

Sambil berbungkuk, sang menteri berbisik, “Saudaraku, kenapa kau tidak berpura-pura saja mengakui kekuasaan sang Raja. Kalau kamu tetap keras seperti ini, esok kamu akan dihukum mati!”

Sang pejuang yang terkulai lemas pun tiba-tiba menatap tajam kerabatnya seraya berkata, “Saudaraku, semua yang hidup di dunia ini pasti akan mati. Tapi perhatikanlah, tidak semua yang akan mati itu, benar-benar hidup!”


* * *


Hidup adalah arena pertarungan antara yang hak dan bathil. Pertarungan antara idealisme sebuah kebenaran dengan tuntutan syahwat kemanusiaan. Di situlah, Allah SWT menguji orang-orang beriman dan para aktivis kebenaran : apakah fitrah, nurani, dan jiwa mereka bisa tetap bertahan hidup dalam ruh yang mulia?

Apa yang ingin disampaikan sang pejuang ketika akan berhadapan dengan kematian adalah, ”Saudaraku, hidup bukanlah sekadar bersatunya nyawa dan jasad. Hidup adalah ketika nurani kita bisa tetap konsisten untuk memilih mana yang hak dan mana yang bathil, mana kemuliaan, dan mana kehinaan?”

(',)v




Sumber : muh-abdullah.blogspot.com
"

0 komentar on Jiwa (Renungan) :

Post a Comment and Don't Spam!

Flag Counter

free counters